Minggu, 15 Desember 2013

LAPORAN KKL (KULIAH KERJA LAPANGAN) DI KEBUN RAYA PURWODADI



LAPORAN KKL (KULIAH KERJA LAPANGAN)
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN I
IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DI KEBUN RAYA PURWODADI,
 PURWODADI PASURUAN

Dosen Pengampu:
Evika Sandi Safitri, M. P
Ruri Siti Resmmisari, M.Si

Oleh:
Habibatun Nurisdah (12620075)
Nabilla Qurrota A’yunin (12620076)
Idham Kholid (12620084)


 






JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan berbagai macam pepohonan yang secara sengaja atau tidak sengaja kita lihat. Pepohonan tersebut adalah sesuatu yang tidak asing bagi kita. Walau pun demikian namun terkadang ada kalanya kita tidak mengetahui nama-nama dari pepohonan tersebut baik secara nama local atau nama ilmiahnya. Hal ini mungkin karena kita masih kurang peduli dengan hal tersebut.
Kebun Raya Purwodadi merupakan Kebun botani (atau taman botani) atau suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi exsitu (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Arboretum adalah semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan. Hal inilah yang mendorong praktikan untuk memilih Kebun raya Purwodadi sebagai lahan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sehingga sangat cocok dalam menambah wawasan keilmuwan praktikan dalam keanekaragaman tanaman.
Dalam Al qur’an dijelaskan dalam surat Al An’am ayat 95
إِنَّ اللّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ ﴿٩٥﴾
095. Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan bebagai macam tumbuhan di bumi sehingga manusia mampu untuk mempelajari kenekaragaman tumbuhan yang telah Allah ciptakan. Hal ini juga lah yang membuat manusia harus selalu bersyukur atas nikmat yang selalu Ia berikan.
KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Kebun Raya Purwodadi ini sangat perlu untuk dilaksanakan guna menambah wawasan mengenai berbagai macam keanekaragaman tumbuhan yang ada disana. 
1.2  Tujuan
Tujuan dari diadakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah :
1.      Untuk  mengetahui berbagai spesies tumbuhan yang ada di Kebun Raya Purwodadi
2.      Untuk  mengidentifikasi morfologi spesies yang ada di dalam Kebun Raya Purwodadi secara khusus











BAB II
KONDISI UMUM LOKASI

2.1  Sejarah Kebun Raya Purwodadi
Kebun Raya Purwodadi adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Purwodadi, PasuruanJawa TimurIndonesia. Luasnya mencapai 85 hektar dan memiliki sekitar 10.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan (Indrawan, 2009).
kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun Percobaan 'S Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun ini merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali. Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Indrawan, 2009).
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering di daerah tropis (Indrawan, 2009).
Lokasi Kebun Raya ini terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Lokasi ini terletak di tape jalan besar yang menghubungkan tiga kota yaitu Malang, Surabaya dan Pasuruan. Jarak dari kota Malang adalah 24 KM ke arah utara, dari kota Pasuruan 30 km ke arah barat daya dan dari kota Surabaya 65 km ke arah selatan. Berdasarkan hasil wawancara  dapat diketahui bahwa Luas Kebun Raya Purwodadi sekitar 85 Ha. Terletak pada ketinggian 300 m dpl dengan topografi datar sampai bergelombang. Curah hujan 23,72 mm (rendah) dengan suhu 22-32º C

2.2 Tugas Kebun Raya Purwodadi
Tugas utama adalah melakukan inventarisasi, eksplorasi dan konservasi tumbuh-tumbuhan dataran rendah kering yang mepunyai nilai ilmu pengetahuan dan ekonomi.

2.3 Fungsi Kebun Raya Purwodadi
Adapun fungsi dari Kebun Raya secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Melakukan inventarisasi, eksplorasi dan konservasi ex-situ (di luar habitat asli) tumbuh-tumbuhan yang mernpunyai nilai ilmu pengetahuan dan ekonomi, langka dan endemik. Terutama untuk flora Indonesia dari dataran rendah kering.
2.      Menyediakan fasilitas penelitian, pendidikan dan pemanduan, khususnya di bidang botani.
3.      Menyediakan fasilitas rekreasi atau wisata flora di alam terbuka.









BAB III
METODOLOGI

3.1    Waktu dan Tempat
Kuliah Kerja Lapangan mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan 1 dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2013, dimulai pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.00. Kuliah Kerja Lapangan ini bertempat di Kebun Raya purwodadi Pasuruan Malang Jawa Timur.
3.2    Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam kuliah lapang ini, diantaranya :
1.      Buku literatur                                 5 buku
2.      Alat tulis (pensil,bolpoin,kertas)     3 buah
3.      Kamera                                           2 buah
4.      Koran                                              secukupnya
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam kuliah lapang adalah :
1.      Tanaman
2.      Tanaman
3.      Tanaman
4.      Tanaman
5.      Tanaman
6.      Tanaman
7.      Tanaman
8.      Tanaman Pohon Gada (Kigelia africana)
9.      Tanaman Sawo Kecik (Manikara kauki)
10.  Tanaman Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan)
3.3 Cara Kerja
1.      Dicatat atau meringkas hal-hal yang penting yang berkenaan dengan kuliah lapang ini dengan menggunakan alat tulis dan buku literatur.
2.      Diamati sifat morfologi dan kegunaan dari jenis pohon yang dijelaskan oleh guider.
3.      Digunakan kamera untuk mengambil gambar jenis pohon yang diamati, sebagai dokumentasi agar dapat mengingat kembali jenis pohon tersebut.
4.      Diambil sampel dan diletakkan di koran untuk membungkus tanaman untuk diherbarium kering.
3.4    Metode
Kuliah lapang mata kuliah  Struktur Perkembangan Tumbuhan I di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan  ini dimulai dengan pengenalan dan sejarah mengenai didirikannya di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan oleh pemandu. Kemudian dilanjutkan dengan berkeliling di areal di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan untuk mengidentifikasi sifat morfologi dan kegunaan dari jenis-jenis pohon yang diamati, khususnya jenis-jenis pohon yang spesimen daunnya digunakan dalam praktikum mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan I. Dalam perjalanan mengelilingi Kebun Raya Purwodadi Pasuruan  ini, dijelaskan dari satu jenis pohon sampai jenis pohon lainnya mengenai komposisi daun, tata daun, bentuk daun, bentuk buah dan bijinya, percabangan, bentuk dan sifat batang, bentuk akar, dll. Kesemuanya itu merupakan sifat morfologi dari pohon. Selain itu, pola penyebaran, kegunaan dan manfaat dari setiap jenis pohon juga dijelaskan.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pohon Kayu Putih (Eucalyptus alba)
a.      Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literatur
EA.jpg(Imawati.blogspot.com)

b.   Klasifikasi
Pohon Kayu Putih (Eucalyptus alba) diklasifikasikan sebagai berikut(Wikipedia Indonesia, 2013):
Kingdom: Plantae
          Division: Magnoliophyta
                      Class: Magnolipsida
                                  Order: Myrtales
Family: Myrtaceae
                                                          Genus: Eucalyptus
                                                                      Species: Eucalyptus alba
c.    Deskripsi
1.      Habitus
Habitus tanaman ini adalah pohon. Tanaman dikatakan pohon apabila tingginya lebih dari 1,5 m.
2.      Daun
Berdasarkan hasil pengamatan dapt diketahui bahwa daun pada pohon kayu putih (Eucalyptus alba) termasuk daun tidak lengkap yaitu daun bertangkai karena hanya memiliki dua bagian dari bagian daun lengkap yaitu helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus). Bangun daun (circumscriptio) memanjang (oblongus). Ujung daun (Apex Folii) pada daun ini adalah runcing (acutus) demikian pula pada pangkal daunnya (Basis Folii) yaitu berbentuk runcing (acutus). Tjitrosoepomo (1997) menyatakan bahwa pangkal daun runcing (acutus) biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat dll.
Tepi daun (Margo Folii) berombak tidak teratur. Tepi daun berombak (repandus), jika sinus dan angulus sana-sama tumpul (Tjitrosoepomo, 1997). Susunan tulang daun (nervatio) menyirip (penninervis), dan terdapat intratepi. Urat daun berbentuk tangga tali. Daging daun (intervenium) kayu putih adalah seperti perkamen (perkamenteus) yaitu tipis namun cukup kaku. Termasuk daun tunggal dan memiliki aroma yang khas.
Menurut literature dalam System Informasi Tanaman Obat (ff.unair.ac.id, 2013)  Tata letak daun pada batang (phyllotaxis) pada pohon kayu putih (Eucalyptus alba) yaitu folia opposite. Menurut Samsoeri (1982) folia opposite adalah apabila tiap-tiap buku hanya terdapat dua daun yamg berhadap-hadapan.
3.      Batang
Batang (caulis) pada pohon kayu putih berbentuk silindris, berkayu. Berwarna cokelat dengan kulit batangnya yang mengelupas (ciri khas dari pohon ini). Pohon kayu ini termasuk tumbuhan dikotil dengan cirinya berkayu dan berakar tunggang. Percabangan pada pohon ini termasuk percabangan tipe simpodial yaitu batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar atau kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya (Samsoeri, 1982).
4.      Bunga
Bunga pada tanaman ini merupakan bunga tidak lengkap tetapi merupakan bunga sempurna. Tidak lengkap karena tidak memiliki mahkota bunga (corrola). Bunga kayu putih (Eucalyptus alba) hanya terdiri dari kelopak (calyx), benang sari (stamen), dan putik (pistill).
Bunga kayu putih memiliki kedua alat kelamin jantan dan betina yaitu benang sari dan putik. Bunga yang seperti ini dinamakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga ini serimg dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap (Tjitrosoepomo,1997).
5.      Buah (fructus)
Pada pengamatan buah tidak melihat secara langsung karena pohonnya yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara buah kayu putih mempunyai ukuran yang kecil sekitar 0,5 cm. buah menyerupai kelampok dan bertangkai pendek. Dalam literatur System Informasi Tanaman Obat(ff.unair.ac.id, 2013) disebutkan bahwa buah kayu putih mempunyai tipe buah drupa berbentuk lonceng dengan ukuran 6-7 mm dan berwarna hijau kecokelatan.

d.   Habitat
Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas.Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh (Wikipedia Indonesia, 2013).
e.    Cara Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pohon kayu putih secara generative dilakukan melalui penyerbukan (pollinatio) dan terjadilah pembuahan (fertillisatio). Yang dinamakan penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (pada tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (pada tumbuhan yang berbiji telanjang), sedangkan pembuahan adalah perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga da dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari (Tjitrosoepomo, 1997). Perkembangbiakan secara vegetative dapat dilakukan melalui penyemaian biji atau teknik lainnya seperti cangkok dan lain sebagainya.
4.2 Gondoruso (Gendarussa vulgaris)
   a. Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literatur
Foto0775.jpg
DD.jpg(biologionline.com)

   b. Klasifikasi
Gondoruso (Gendarussa vulgaris) diklasifikasikan sebagai berikut (plantamor.2012):
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Lamiales
Family: Acanthaceae
                                                          Genus: Gendarussa
                                                                      Species: Gendarussa vulgaris

   c. Deskripsi
1. Habitus
Habitus Gondoruso (Gendarussa vulgaris) adalah perdu, herba tinggi mencapai 1, 25 meter.
2. Daun
Daun Gondoruso termasuk daun tunggal. Bentuk daunnya lancet (lanceolatus). Termasuk daun tidak lengkap yaitu daun bertangkai. Dengan tata letak daun pada batang (phillotaxis) Folia opposite. Menurut Samsoeri (1982) folia opposite adalah apabila tiap-tiap buku hanya terdapat dua daun yamg berhadap-hadapan. Daun ini mempunyai tepi daun (margo folii) integer, pangkal daun (basis folii) dan ujung daun (apex folii) runcing. Permukaan daun atas berwarna hijau tua sedangkan permukaan atas berwarna hijau tua pucat. Tekstur daunnya licin. Tulang daun primer jelas menyirip sedangkan yang primer membentuk tangga tali. Memiliki daun penumpu kecil dekat pangkal daun.
4.      Batang
Batang Gondoruso berbentuk silindris, berbuku-buku dengan setiap buku terdapat dua tangkai daun yang saling berhadapan. Berwarna cokelat gelap keunguan. Dengan percabangan simpodial. Tanaman ini berakar tunggang.
5.      Bunga
Bunga Gendarussa vulgaris berwarna ungu. Termasuk planta multiflora karena dalam satu tumbuhan terdapat banyak bunga (Tjitrosoepomo. 1997). Bunga tumbuh di bagian ketiak daun (flos axillaris/ lateralis) dengan bagian-bagian berikut: tangkai bunga (pedicellus), kelopak bunga (calyx), Mahkota bunga (corolla), Benang sari (stamen) dan putik (pistill). Dari bagian-bagian tersebut maka bunga ini termasik bunga lengkap dan sempurna. Bunga ini mempunyai rumus bunga * ♀♂ E2, K5, C(5), A5, G1 dengan bakal buah hemiinferus.
6.      Buah
Gendarussa vulgaris tidak memiliki buah.
   d. Habitat
            Tanaman ini tumbuh liar di hutan dan sering dijumpai sebagai tanaman pagar.
   e. Cara perkembangbiakan
bunga ini termasuk bunga sempurna yang bisa melakukan perkembangbiakna dengan cara penyerbukan.






4.3 Kembang Sepatu Mahkota Belah (Hibiscus scizopetallus)
a. Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literatur
Foto0778.jpg
BJ.jpg(biologionline.com)

b. Klasifikasi
Hibiscus  schizopetalus diklasifikasikan sebagai berikut (Wikipedia Indonesia, 2013):
Kingdom:  Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae
Genus: Hibiscus
Spesies:  Hibiscus Schizopetalus

c. Deskripsi
1. Habitus
Hibiscus Schizopetalus merupakan perdu, menahun, tegak atau sedikit merunduk, tinggi 2-3 meter.
2. Daun
                      Termasuk daun tunggal, duduknya tersebar (folia sparsa), berseling, mempunyai daun penumpu (stipula), tangkainya  silindris, panjang 3-5 cm, warna coklat keunguan, helaian daun berbentuk oval sampe lonjong, panjang 5-8 cm, lebar 3-5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan daun menyirip, permukaan kasar, berwarna hijau tua. Serat daun berjala dan mengelauarkan lender (cirri khas tanaman ini). Daun tanaman ini mempunyai rumus daun ½  artinya dalam satu lingkaran terdapat dua daun yang dilewati (Hidayat, 1995).
3. Batang
Batang berbentuk bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, warna coklat kehitaman. Tanaman ini berakar tunggang.
4. Bunga           :
Bunganya sangat khas meskipun bentuknya menyerupai bunga kembang sepatu. Posisi bunga selalu menggantung ke bawah karena tangkainya panjang. Ujung ginofornya membelok ke atas. Kelopak bunga berwarna merah dengan tepi bercuping ke dalam tajam, sehingga seperti disobek-sobek. Tumbuhan ini belum dimuliakan sehingga warna petalnya selalu merah (Soerianegara, I, & A. Indrawan, 1978).
Bunganya tunggal, diketiak daun, berkelamin ganda, kelopak bentuk tabung, ujung bercangap 5, hijau, benangsari dan putik menjuntai, tersusun dalam tangkai yang panjangnya 5-8 cm, warna merah, duduk di tengan cawan bunga, bakal buah menumpang, mahkota berlepasan, bentuk tidak simetris, halus, panjang 5-10 cm, warna merah. Termasuk planta multiflora. Rumus bunga pada tumbuhan ini adalah ↑♂♀ K2, C5, A(banyak), G5.
5.  Buah
Merupakan buah berkendaga, beruang 5, bentuk bulat telur dengan ujung yang runcing, permukaan kasar, panjang 1-2 cm, warna hijau. Biji: Bentuk lanset, kecil, jumlah banyak, berwarna coklat
6.    Habitat
Merupakan tumbuhan yang umum di budidayakan dipinggir-pinggir jalan, kebun atau untuk pagar. Tumbuh dari dataran rendah sampai menengah dati ketinggian 200 m sampai 800 m diatas permukaan laut. berbunga pada bulan juni - september
e. Cara perkembangbiakan
berkembangbiak dengan penyerbukan antara serbuk sari dengan kepala putik dan dilanjutkan dengan pembuahan. Secara vegetative bisa dilakukan dengan biji.

4.4 Melati Air (Echinodorus radicans)

a. Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literatur
ANIS LUTFIATI MELATI AIR 6.jpg


b. Klasifikasi
Echinodorus radicans diklasifikasikan sebagai berikut (Plantamor, 2012):
Kingdom: Plantae
         Divisi: Magnoliophyta
                 Kelas: Liliopsida
                         Ordo: Alismatales
                                Famili: 
Alismataceae 
                                        Genus: 
Echinodorus
                                                 Spesies: Echinodorus radicans
c. Deskripsi
1. Habitus
     Tanaman ini termasuk tanaman air (herbacium). Tinggi dapat mencapai 2 meter.
2. Daun
                      Daun melati air mempunyai bentuk seperto jantung (cordatus), dengan susunan tulang daunnya melengkung. Ujung daunnya membulat, pangkal daunnya berlekuk, dan tepi daunnya rata. Daging daunnya (intervenium) seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetpi cukup kaku (Bangun, 2002).
3. Batang 
Batang silindris berwarna hijau. Percabangan di bawah tanah (batang tinggal). Berakar serabut. Termasuk tumbuhan monokotil.
4. Bunga
Bunga Melati Air bunganya hampir sama dengan bunga melati biasa, tapi sangat suka sama air (Water Addict). Tanaman ini punya banyak kelebihan. Selain rajin berbunga tak kenal musim, melati air juga punya bentuk daun yang eksotis, makin ke atas makin melebar. Bunga ini akan mekar pada saat pagi hari dan akan kembali menguncup pada sore hari. Bunga Ini tidaklah manja dan tidak memerlukan penanganan khusus dikarenakan tanaman ini sangat gampang untuk hidup.
Rumus bunga melati air berdasarkan hasil pengamatan adalah:
            *♂ K3, C3, A28.
5. Buah
Bunga melati air tidak memiliki buah.
d.        Habitat
Tamana ini tumbuh subur di tempat yang berair (Water Addict).
e.         Cara Pengembangbiakan
Bunga melati air berwarna putih dan muncul sepanjang waktu. Bunga inilah yang digunakan untuk perbanyakan. Setelah mekar dan keluar tunasnya, kemudian keluar daun. Daun ini lalu dipotong dan ditancapkan ke media tanam. Satu pucuk bisa berisi 3 tunas. Bisa langsung ditanam sekaligus, bisa pula dipecah satu-satu. Yang harus diingat, kadar stres melati air cukup tinggi. Bila ingin memecah bunga, sebaiknya hati-hati. Kalau dipecah, pasti stres, meskipun tidak sampai mati. Paling daunnya hangus atau kering dan kita berharap ke daun baru ­untuk keluar tunas baru. Daun yang stres ini sebaiknya dipotong, sementara tunasnya langsung ditanam, ­tidak perlu dipecah-pecah. Hal ini supaya ketika satu rusak, daun lainnya masih bisa ber­kembang dan bagus tampilannya (Soerianegara, I, & A. Indrawan, 1978).



4.5 Tipa  (Typha angustifolia)
a. Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literature
450px-Typha_latifolia_bgiu.jpg
(Wikipedia,2013)

b.      Klasifikasi
Typha angustifolia diklasifikasikan sebagai berikut (Wikipedia Indonesia,2013):
Kingdom: Plantae
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Typhales
Famili  : Typhaceae
Genus  : Typha
Spesies: Typha angustifolia L.

c.       Deskrisi
1.      Habitus
Merupakan tumbuhan yang paling primitive. Tinggi 1-2,5 meter.
2.      Batang
Tinggi 3- 6 kaki. Bersifat kayu dan tidak basah. Tegak, tidak bercabang. Meruncing ketika mendekati struktur bunga. Batang berwarna hijau muda hingga tua

3.      Daun
Daun berwarna hijau, Daun tunggal berbentuk leper, tirus memanjang keatas secar melurus. Ujung daun runcing, Tulang daun sejajar & tepi daun rata, Daunnya ramping menyerupai pita, Tumbuh tinggi sejajar dengan tangkai Batang.
4.      Bunga
Panjang bunga ± 15-20 cm  Bunga betina & jantan berbentuk silindris berwarna coklat mirip ekor kucin. Bunga jantan terletak di atas bunga betina dengan ukuran lebih kecil. Bila serbuk sari bunga jantan jatuh di bunga betina yang sudah matang akan terjadi penyerbukan secara alami. Bunga tumbuh lurus di ujung tangkai yang panjang.
d.      Habitat
Habitanya di rawa- rawa, kolam dan margin laut, muara pantai laut, saluran irigasi dan daerah sungai.
e.       Cara perkembangbiakan
Perkembangbiakan dengan cara penyerbukan. Bila serbuk sari bunga jantan jatuh di bunga betina yang sudah matang akan terjadi penyerbukan secara alami.






4.6    Sempur Bunga Kuning (Dillenia suffriticosa)
a.      Gambar  Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literatur
20131207_110207.jpg

b.      Klasifikasi
Sempur Bunga Kuning (Dillenia suffriticosa) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Dilleniales
Famili: Dilleniaceae
Genus: Dillenia
Spesies: Dillenia suffruticosa


c.       Deskripsi
1.      Habitus : pohon atau disebut juga small tree karena ukurannya tidak begitu tinggi.

2.      Daun
Daun tersebar (folia sparsa) dengan rumus daun 2/5. Tulang daunnya menyirip. Daun berupih memeluk batang. Berbentuk bulat telur. Jika daun sudah tua stipula akan lepas. Ujung dan pangkal daun membulat, tepi bergerigi. Daging daun perkamen.
3.      Batang
Batang berbentuk silindris berwarna cokelat. Berkayu (dikotil). Percabangan simpodial. Berakar tunggang.
4.      Bunga
Bunga sempur ini termasuk  folia mixta yaitu meperlihatkan sifat bunga majemuk dan bumha tunggal(Bangun, 2002). Bunga ini akan kembali kuncup jika terbuahi dan kembali mekar lagi menjadi berwarna merah. Bunga ini termasuk bunga lengkap dan sempurna dengan rumus bunga sebagai berikut *♂♀ K5. C5, A(banyak), G (banyak).

d.      Habitat
Terutama di hutan sekunder atau dalam pembukaan lahan di hutan-hutan tidak terganggu, di tanah podsolik dari tropis serta sepanjang sungai. Kebanyakan pada aluvial (tanah aluvial) seperti Rawa, hutan bakau, tepi sungai, tapi kadang-kadang juga ditemukan di bukit dan pegunungan. (Corner, 1940).

e.       Cara Perkembangbiakan
Berkembang biak secara mandiri dengan cara penyerbukan. Serta biji sebagai alat perkembangbiakan vegetative.











4.7    Sempur Filipina (Dillenia philipinensis)
a.      Gambar  Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar literatur
20131207_105753.jpg

b.      Klasifikasi
Sempur Filipina (Dillenia philipinensis) diklasifikasikan sebagai berikut (Plantamor, 2012):
Kingdom: Plantae
     Divisi: Magnoliophyta
           Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Dilleniales
                                   Famili: Dilleniaceae
                                               Genus: Dillenia
                                                           Spesies: Dillenia philippinensis

c.       Deskripsi
1.      Habitus
Pohon, perdu atau liana; biasanya mengandung falvonolmirisetin( yang jarang pada Magnoliidae ), bertanin biasanya dengan asam ellagat dan proantosianin, tanpa sel-sel minyak  atsiri dan kebanyakan tanpa alkaloid (Dasuki, 1991).

2.      Daun
Daun Tunggal, tersebar, lonjong, tepibergerigi, ujungruncing, pangkaitumpul, panjang 20-30 cm, lebar 15-20 cm, tangkaisilindris, panjang 5-7 cm,pertu- langanmenyirip, hijau. Dauntunggal, tersebar, jarangberhadapan; stipulatidakadaatausepertisayapmenempelpada petioles (Brotowijoyo,1989).

3.      Batang
Batang berbentuk silindris berwarna cokelat. Berkayu (dikotil). Percabangan simpodial. Berakar tunggang.

4.      Bunga
Bunga tunggal atau dalam simosa atau rasemus, kuning atau putih, biseksual; sepal 5, imbrikatus, persisten; petal 5, imbrikatus, cepat jatuh; stamen banyak; ginaesium dengan ovarium superus, beberapa sampai banyak karpel, ruang banyak, ovul 1-lebih tiap karpel (Dasuki, 1991).

5.      Buah
Buah Buni, bulat, putih kehijauan. Biji Bulat,  pipih, diameter ± 0,5 cm, coklat, majemuk. Buah baka atau folikulus; biji dengan endosperm.

d.      Habitat
Kebanyakan pada aluvial (tanah aluvial) seperti Rawa, hutan bakau, tepi sungai, tapi kadang-kadang juga ditemukan di bukit dan pegunungan. (Corner, 1940).

e.       Cara Perkembangbiakan
Berkembang biak secara mandiri dengan cara penyerbukan. Serta biji sebagai alat perkembangbiakan vegetative.




4.8 Pohon Gada (Kigelia africana)
a.  Gambar/Foto Hasil Pengaamatan
Hasil Pengamatan
Literatur
(Dalimarta, 2000)
(Dalimarta, 2000)
(Dalimarta, 2000)
(Dalimarta, 2000)
b.  Klasifikasi
        Kingdom Plantae
            Divisi Magnoliophyta
                        Classis Magnoliopsida
               Ordo Scrophulariales
                           Famili Bignoniaceae
                                                        Genus Kigelia
                                                                    Spesies Kigelia africana
c.      Deskripsi
1.      Akar
Berdasarkan hasil pengamatan pada pohon Gada bahwa akar pada pohon Gada termasuk pohon dikotil atau berakar tunggang. hasil kkl di kebun raya purwodadi, pasuruan didapatkan bahwa pada batang pohon gada Batang berkayu tumbuh authotrop. Cabang simpodial plagiotrop. Sedangkan pada akr pohon gada adalah Akar tunggang jenis banir.
                    Nama genus berasal dari nama bantu Mozambik , kigeli - keia , sedangkan nama umum pohon sosis mengacu pada panjang buahnya , pohon sosis.Ini adalah pohon yang tumbuh hingga 20 m . Kulit berwarna abu-abu dan halus pada awalnya , mengupas jika pohon tua . Hal ini pada kulit dapat setebal 6 mm pada cabang 15 - cm . Kayunya pucat coklat atau kekuningan,tidak rentan terhadap retak.
2.      Daun
Hasil kkl di kebun raya purwodadi, pasuruan didapatkan bahwapada daun pohon gada ini Bangun daun jorong ( 2 : 1 ). Ujung daun runcing. Pangkal daun membulat. Tulang daun menyirip. Tepi daun rata.Termasuk daun majemuk menyirip ganjil. menurut (Tjitrosoepomo,2005) mentayakan bahwa daun majemuk ganjil adalah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan. Sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar daripada yang lainnya).
3.        Bunga
Hasil kkl di kebun raya purwodadi, pasuruan didapatkan bahwapada bunga gada termasuk Bunga majemuk.tangkai ibu perbungaan hampir dua (2) meter menggantung kebawah. Termaksud bunga aksilar atau bunga ketiak. Menurut (Tjitrosoepomo,2005) menyatakan bunga majemuk yaitu pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk asiimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelopak itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lgi berguna sebagai alat untuk asimilasi. Walaupun demikian menurut kenyataan nya seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya.
4.        Buah dan Biji
Hasil kkl di kebun raya purwodadi, pasuruan didapatkan bahwa pada buah Lapisan eksokarp mengeras. Panjang buah kurang lebih 50 cm. Lingkar buah 35,5 cm. Filotaksis atau tata letak daun berhadap berkarang semu. biji pada pohon gada terletak di dalamnya buah.menurut (suganda,her,2011) menyatakan buahnya menggelantung seukuran betis kaki manusia dewasa dengan panjang sekitar 20-30 cm selalu menarik perhatian karena bentuknya mirip sosis. Ditempat asalnya, buah pohon ini merupakan makanan jerapah.
5.        Habitat
Berdasarkan hasil pengamatan pada pohon Gada, bahwa pohon Gada habitatnya termasuk tumbuhan dataran rendah karena dia bisa hidup didaerah tropis yang cukup dengan sinar matahari.Karena pada tempat utamanya di kebun raya purwodadi, pasuruan ini terletak di dataran rendah yang ketinggiannya sudah 300 m. Yang termasuk Kebun botani. Menurut dasar teori  (Indrawan, 2009) kebun botani (atau taman botani) adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Arboretum adaalh semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan.
6.        Perkembangbiakan
Berdasarkan hasil pengamatan pada pohon Gada ini bahwa perkembangbiakannnya yaitu secara genaratif atau seksual. Yaitu dengan menggunakan bunganya untuk reproduksinya. Ini sesuai yang dikatakan (Campbell, N. A. 1993) menyatakan bahwa Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.


4.9 Sawo Kecik (Manikara kauki)
a.  gambar/foto Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan
Gambar literature
Pohon sawo kecik

Daun sawo kecik




b.  klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi  : Magnoliophyta
Kelas  : Magnoliopsida
            Ordo  : Ebenales
Famili  : Sapotaceae
Genus : Manilkara
Spesies : Manilkara kauki

c. Deskripsi Tanaman
1.      Batang
Manikara kauki atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama sawo kecik merupakan  tumbuhan yang tergolongdalam jenis pohon karena batangnya berkayu (lignosus), dan mampu untuk tumbuh tinggi dan membesar. Pohon ini memiliki getah berwarna putih. Batang dari sawo kecik bertekstuk keras dan tumbuhnya tegak lurus ke atas. Percabangan pada batang tumbuhan ini tergolong monopodial. Adapun yang dimaksud percabangan monopodial menurut Tjitrosoepomo (2009) yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya.
2.      Daun
        Daun sawo kecik berbentuk jorong dengan ujung dan pangkal yang sama-sama tumpul. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau sungguh sedangkan permukaan bawah berwarna hijau keputihan. Pertulangan daunnya menyirip atau penninervis yang menunjukkan tumbuhan ini termasuk tumbuhan dicotil. Tepi daunnya rata (integer) dan daun-daunnya termasuk daun tunggal (folium simplex).
3.      Bunga  dan Buah
Pengamatan terhadap manikara kauki yang ada di Kebun Raya Purwodadi tidak pada waktu berbunga atau berbuah, namun deskripsi mengenai buah dan bunga sawo kecik dijelaskan oleh Pak Matrani (Pemandu wisata) bahwa bunga (flos) pada tanaman Sawo Kecik (Manilkara kauki) merupakan bunga majemuk, di ketiak daun (flos axillaris), menggantung, berkelamin dua, karangan bunga tiga sampai delapan, daun kelopak bulat, benang sari sekitar enam, putik menjulang ke luar, mahkota bentuk tabung, bertajuk berwarna kuning muda. Sawo kecik memiliki buah berbentuk seperti bulat telur. Buahnya tergolong kedalam buh sejati tunggal berdaging kategori buah buni. Buah buni (bacca) ialah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan,ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair seringkali dapat dimakan (Tjitrosoepomo, 2009).
4.      Akar
Disebutkan pula oleh Pak Matrani bahwa perakaran sawo kecik ini adalah perakaran tunggang. Menurut Tjitrosoepomo (2009), system perakaran tunggang ialah jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Dari suatu riset yang dirangkum oleh Aqualdo (2012), menyebutkan bahwa sawo kecik yang memiliki nama latin Maniikara kauki dapat menyerap CO2 sebanyak 36,19 kg per pohon setiap tahunnya. Oleh karena itu, pohon sawo kecik dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan pelindung dan juga buahnya dapat di konsumsi.
5.      Habitat
        Habitat dan Persebaran Sawo Kecik ( Manilkara kauki ) ini diperkirakan berasal dari India serta tersebar dan banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik meskipun sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan, namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali di Kalimantan.
        Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir ( pantai ) yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter dpl. Untuk itu, sawo kecik dapat tumbuh dengan baik di kebun raya purwodadi yang letaknya berada pada ketinggian 300 dpl. Pohon langka ini sering ditanam sebagai pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil atau istana.
        Sawokecik dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, namun umumnya pohon ini tumbuh baik pada tanah yang memiliki aerasi dan draenase yang baik serta tidak tergenang air dengan pH tanah sekitar 6. Sawokecik umumnya dijumpai pada daerahdaerah di dekat pantai yang kondisi tanahnya berpasir serta daerah-daerah berbatu karang dan hutan musim (Sidiyasa, 1998).



4.10 Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan)
a.  Gambar Hacil Pengamatan
Gambar pengamatan
Gambar literatur
b.  Klasifikasi Tanaman Kecombrang
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
        Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                    Kelas : Liliopsida (Berkeping satu / monokotil)
                                Ordo : Zingiberales
                                            Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
                                            Genus : Nicolaia
                                                             Spesies : Nicolaia speciosa Horan
c.  Deskripsi
1.      Tanaman Kecombrang
        Tanaman  kecombrang (Nicolaia spesiosa Horan) adalah sejenis tanaman rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna. Kecombrang  Nicolaia spesiosa Horan) mempunyai nama lain kincung (Medan), Siantan  (Melayu), kaalaa (Thai), honje (Sunda), bongkot (Bali), bunga kantan (Malaysia). (Anonim 2010)
        Bunga kecombrang tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditanam di tempat yang relatif ternaungi,  tanahnya beraerasi, berdrainase baik, cukup air dan mengandung unsur hara. Bila persyaratan tersebut terpenuhi maka  tanaman akan menghasilkan bunga terus menerus sepanjang tahun.
        Bunga kecombrang berwarna kemerahan seperti jenis tanaman pisang-pisangan jika batang sudah tua bentuk tanamannya mirip jahe dengan tinggi 5 meter. Bunga kecombrang termasuk salah satu anggota famili Zingiberaceae dan merupakan sejenis tumbuhan rempah. Batang-batangnya berbentuk semu bulat gilig membesar di pangkalnya tumbuh tegak dan banyak, saling berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang dan keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris berseling di batang semu, helaian daun jorong  lonjong dengan ukuran  20-90 cm × 10-20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung tepinya bergelombang dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat berwarna hijau mengkilap sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.           Kecombrang dipetik saat bunganya masih kuncup dan berwarna merah muda. Batangnya yang muda dapat diiris halus ditumis atau sebagai campuran sayuran berkuah. Di bagian dalam batangnya yang tua terdapat batang berwarna putih yang sering disebut dengan rias, yang dapat digunakan untuk campuran pada sambal atau hidangan ikan/seafood (Anonim, 2008)

2. Batang
        Tanaman Kecombrang (Nicolaia spesiosa Horan) mempunyai batang berbentuk semu bulat gilig membesar di pangkalnya tumbuh tegak dan banyak. Batang saling berdekat-dekatan membentuk rumpun jarang keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal berwarna krem kemerah-jambuan ketika masih muda.
3. Akar
        Tanaman kecombrang (Nicolaia spesioasa Horan) mempunyai akar berbentuk serabut dan berwarna kuning gelap.
4. Daun
        Tanaman kecombrang (Nicolaia spesiosa Horan ) mempunyai daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris berseling, di batang semu helaian daun berbentuk  jorong lonjong dengan ukuran 20-90 cm × 10-20 cm dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepinya bergelombang dan ujung meruncing pendek gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat berwarna hijau mengkilap sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.
5. Bunga
        Tanaman kecombrang ( Nicolaia spesiosa Horan ) mempunyai bunga  dalam karangan berbentuk gasing bertangkai panjang dengan ukuran 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong 7-18 cm × 1-7 cm berwarna merah jambu hingga merah terang berdaging, ketika bunga mekar maka bunga tersebut akan melengkung dan membalik. Kelopak berbentuk tabung dengan panjang 3-3,5 cm bertaju 3 dan terbelah. Mahkota berbentuk tabung berwarna merah jambu berukuran 4 cm. Labellum serupa sudip dengan panjang sekitar 4 cm berwarna  merah terang dengan tepian putih atau kuning.
6. Buah
        Tanaman kecombrang (Nicolaia spesiosa Horan)  mempunyai buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm, masing-masing butir besarnya 2-2,5 cm, berambut halus dan  pendek di bagian luar, berwarna hijau dan ketika masak warnanya menjadi merah.
7. Biji
        Tanaman kecombrang ( Nicolaia spesiosa Horan ) mempunyai biji banyak berwarna coklat kehitaman dan diselubungi salut biji (arilus)  berwarna putih bening atau kemerahan yang berasa masam.












BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Di kebun raya purwodadi ditemukan berbagai tumbuhan yaitu spesies Pohon Kayu Putih (eucalyptus alba), Gondoruso (Gendrussa vulgaris), Kembang sepatu Mahkota Belah (Hibiscus scizopetallus), Melati air (Echinodorus radicans), Tipa (Typha angustifolia), Sempur Bunga Kuning (Dillenia suffruticisa), Sempur Filipina (Dillenia Philippinensis), Pohon Gada (Kigelia africana), Sawo Kecik (Manikara kauki), Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan),
2.      Morfologi yang diamati disetiap spesies yaitu meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, biji, habitat, perkembangbiakan.
5.2  Saran
        KKL Purwodadi sudah berjalan dengan baik. Namun alangkah lebih baik jika ketika praktek lapangan, praktikan mengamati seluruh tanaman di lapangan tersebut. Sehingga praktikan lebih memahami tentang keanekaragaman tanaman.






DAFTAR ISI

Bangun. (2002). Morfologi Tumbuhan . Yogyakarta: kanisius.
Bangun, A. P. (2002). Phyllotaxis. jakarta: Erlangga.
Brotowidjoyo. (1989). Fisiologi Tanaman. Jakarta: Gramedia.
Corner. (1940). Tumbuhan Hutan. jakarata: Gaya favorit Press.
Dasuki, M. (1991). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Tarsito.

haji,Hembing.2000.Ensiklopedia milenium: Bunga-bungaan.jakarta : gema insani

Hidayat. (1995). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
http://ff.unair.ac.id/sito/index.php?search=Eucalyptus+alba&p=1&mode=search&    more=true&id=208
http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_putih
Indrawan, Mochammad, dkk. 2009. Biologi konservasi. Yogyakarta: Buku Obar press
kandaryanto,dkk.2006.Biologi 3:mengungkap rahasia alam indonesia.jakarta : galia indonesia

Kardinan, Agus.2008.Tanaman Pengendali Lalat Buah. jakarta: pt. Agromedia pustaka

Mus. 2010. http:www.plantamorf.com. Yogyakarta: diakses tanggal 10 April 2012
Samsoeri, E. (1982). Ensiklopedi Tumbuh-Tumbuhan. Surabaya: Karya anda.
Soerianegara, I, & A. Indrawan, 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor:
             Departemen Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan.
Steenis, van. 2006. Flora. Jakarta: pradya Paramita
Tjitrosoepomo, G. (1997). Morfologi Tumbuhan . Yogyakarta: UGM Press.
Tjitrrosoepomo, G. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Utami,prapti.2008.Buku pintar tanaman obat: 431 jenis tanaman penggempur aneka penyakit.jakarta: pt. Agromedia pustaka





Tidak ada komentar:

Posting Komentar