Sabtu, 19 Oktober 2013

pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman. Sebagaimana firman Alloh dalam surat Al-Isro’ ayat 12:
 وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا
Artinya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.”
Allah menjadikan salah satu sifat malam yaitu gelap, dan sifat siang yaitu terang. Allah menghapus tanda malam dan menetapkan tanda siang dengan terang benderang untuk memberi cahaya pada kehidupan makhluk hidup. Pada tumbuhan, cahaya ini dimanfaatkan sebagai bahan baku pembentukan energy sehingga dapat tumbuh dengan baik.
Untuk mendapatkan hasil tanaman tomat yang baik maka penanaman dan perawatan tomat harus sesuai dengan syarat-syarat yang memenuhi syarat tumbuh tanaman tomat. Cahaya matahari dengan intensitas tinggi biasanya mampu membuat tanaman layu bahkan mati. Namun tidak jarang juga tanaman yang tumbuh subur karena intensitas cahaya matahari yang tinggi.
Tanaman tomat dipilih sebagai objek penelitian ini karena tanaman tomat merupakan tanaman yang mudah perawatan dan tahan terhadap snar matahari.Oleh karena itu, untuk mengetahui manfaat dari cahaya matahari dengan intensitas tinggi maka dirasa perlu diadakan penelitian tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.

1.2    Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.    Apa pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tomat?
2.    Intensitas cahaya matahari yang bagaimanakah yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tomat
2.    Untuk mengetahui intensitas cahaya matahari yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat.

1.4  Manfaat Penelitian
Dalam penulisan laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang biologi, yaitu tentang pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman khususnya pada tanaman tomat. Selain itu, hasil penelitian ini akan memberi pengetahuan tentang intensitas cahaya matahari yang baik untuk pertumbuhan tomat.

1.5  Batasan Penelitian
1.5.1 Sampel
Tanaman tomat
1.5.2 Perlakuan
Tanaman tomat diberi pengaruh dari intensitas cahaya matahari
1.5.3 Metode
Membandingkan pertumbuhan tanaman tomat dengan intensitas cahaya matahari rendah, sedang, dan tinggi.
1.5.4 Parameter
1. Tinggi batang tanaman tomat
2. Jumlah daun tanaman tomat





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sinar Matahari
Sinar matahari memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain menyediakan sumber energi untuk fotosintesis. Ketiadaan sinar akan mempengaruhi status fisiologi jaringan tanaman. Kandungan karbohidrat akan berkurang pada intersitas cahaya rendah atau gelap. Perubahan pada level hormon endogenis atau komponen fisiologis lainnya dapat dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya, durasi, atau kualitas cahaya. Pengaruh ini mungkin terjadi pada tanaman tetua atau kultur pada tahap tertentu(Yuliarti, 2010).
a.    Pengaruh teriknya / kerasnya sinar matahari
Setiap tanaman berbeda-beda pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari; ada tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempatyang terbuka, sebaliknya ada beberapa tanaman  yang tumbuh lebih baik pada tempat yang memakai peneduh atau tempat yang teduh(AAK,1983).
b.    Pengaruh lama atau panjang sinar matahari terhadap tanaman
Pengaruh lamanya sinar matahari terhadap tanaman disebut Foto-periodisme. lingkaran perkembangan tanaman sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya penyinaran; lamanya penyinaran di daerah tropis setiap hari tetap sama hanya pada musim-musim penghujan karena sering terjadi mendung maka panjangnya penyinaran sering berkurang, tetapi dimusim kemarau karena hampir tidak ada mendung maka panjangnya dapat dikatakan hampir sama, sehingga praktis efeknya sama bagi tanaman(AAK, 1983).
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman merupakan faktor penting yang menentukan fotosintesis untuk menghasilkan asimilat bagi pembentukan hasil akhir berupa biji(Indradewa, Kastono dan soraya,2005).
Cahaya yang dapat dipergunakan untuk fotosintesis adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 400-700 nm. Cahaya itu kemudian disebut sebagai radiasi aktif untuk fotosintesis(Photosyntethic Active Radiation)(Purnomo 2005).
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fisiologis tanaman untuk membentuk bagian vegetaif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generative (bunga, buah dan biji). Dalam proses fisiologis, sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi untuk asimilasi. Kekurangan sinar matahari karena tertutup pohon atau awan (mendung) pada musim hujan dapat menyebabkan tumbuhan memanjang (etiolasi), kurus, lemah, dan pucat karena proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Sebaliknya, semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman. (dengan catatan; air, unsur-unsur hara, tenaga manusia dan lain-lainnya cukup tersedia)(Cahyono,2008).
Intensitas sinar matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Pada fase perkecambahan, tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang lemah. Oleh karena itu, pada fase perkecambahan tanaman tomat memerlukan naungan karena sinar matahari langsung dapat membakar bibit yang sedang tumbuh. Laju fotosintesis ini berbanding lurus dengan intensitas sinar matahari sampai kira-kira 1.200 foot candle(Cahyono,2008).
Kebutuhan sinar matahari sebagai sumber energi fotosintesis yang tergantung pada lamanya penyinaran. Untuk mendapatkan hasil yang baik tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari sepanjang hari ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per hari)(Cahyono,2008).

2.2    Tomat
Tomat termasuk tanaman sayuran dalam family Solanaceae. Tanaman tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran sedang, atau dataran rendah. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun. Namun, waktu yang paling baik untuk menanam tomat adalah musim kemarau yang dibantu dengan penyiraman secukupnya. Kendala utama tanaman tomat adalah serangan hama dan penyakit (Pracaya,1994).

2.2.1   Taksonomi
Tanama tomat termasuk family Solanaceae atau nightshade dan marga (genus) Lycopersicon atau Lycopersicum yang terdiri atas beberapa jenis (species).  Marga ini dibagi dalam dua submarga(subgenus) (Pracaya,1994).

1.    Subgenus Eulycopersicon
Submarga Eulycopersicon mempunyai buah warna merah dan enak dimakan (Pracaya,1994).

2.    Submarga Eriopersicon
Submarga Eriopersicon mempunyai buah bewarna hijau dan terdiri dari empat jenis, yaitu (Pracaya,1994):
a.       Lycopersicon cheesmanii Riley
b.      Lycopersicon glandulosum C.H. Muller
c.       Lycopersicon peruvianum Mill
dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman tomat diklasifikasikan menurut sistematka sebagai berikut(Pracaya,1994):
Divisi                    : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Anak divis            : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas                    : Dicotyledonae (tumbuhanberbiji belah atau berkeping dua)
Ordo (bangsa)      : Solanales (Tubiflorae)
Family (suku)       : Solanaceae
Genus (marga)     : Lycopersicon (Lycoperisicum)
Spesies (jenis)      : Lycopesicon esculentum Mill
                             : Sinonim Solanum lycopersicum L

2.2.2   Morfoloig
Tanaman omat dalah tanaman semusim (annual) yang berbentuk herba dengan ketinggian 70 cm – 200 cm, tergantung varietasnya. Pada wakyu masih rendah tanaman masih bisa berdiri tegak, tetapi seyelah tumbuh tinggi dan keluar cabang-cabang yang menyebar, sehingga tidak dapat menahan beratnya, tanaman roboh dan tumbuh menjalar. Morfologi tanaman tomat secara umum terdiri atas batang, daun, bunga, buah, dan biji (Pracaya,1994).
1.    Batang
Batang dan daun berbulu kasar, mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan bau kuat yang khas. Percabangan batang bagian bawah bertipe monopodial atau batang pokok masih kelihatan jelas dan lebih besar daripada cabangnya. Adapun batang bagian atas percabangannya bertipe simpodial, atau cbatang pokok sukar ditentukan/kurang jelas, karena perkembangan cabangnya lebih baik daripada batang (Pracaya,1994).
Batang pokok tanaman tomat dapat tumbuh terus, tetapi ada juga yang pertumbuhannya terhenti setelah rangkaian bunga tumbuh. Selanjutnya, tumbuh tunas diketiak daun yang akan menjadi cabang dan pada perkembangan lebih lanjut mrnjadi seperti batang pokok. Setelah beberapa ruas, pertumbuhan tehenti dan dilanjutkan tunas dari ketiak daun lain. Pecabangan yang demikian disebut simpodial (Pracaya,1994).
2.    Daun
Daun terletak dalam spiral yang teratur dengan phyllotaxy 2/5, dan merupakan daun majemuk yang menyirip gasal (mparipinnatus). Pada tanaman tomat varietas grandifolium, panjang daun antara 15 cm – 30 cm, dan lebar daun antara 10cm- 25cm, dengan tangkai daun sepanjang 3 cm - 6 cm. jumlah sirip daun besar antara 7-9 yang terletak berhadapan atan bergantian, sedikit menggulung, dengan panjang antara 5 – 10 cm, serta bergerigi tidak teratur. Diantara sirip besar ada sirip kecil. Selain itu, sirip besar ada yang bersirip lagi atau bersirip ganda (bipinnatus).

3.    Bunga
Rangkaian bunga (bunga majemuk) terdiri dari 4 – 14 bunga. Rangkaian bunga terletak diantaraa buku, pada ruas, atau ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan bunga banci (hermaphrodite) dengan garis tengah ± 1 cm. letak bunga menggantung.
Bunga tomat melakukan penyerbukan sendiri atau bersilang. Penyerbukan bersilang dibantu lebah dan lebih banyak terjadi di daerah tropic daripada di daerah beriklim sedang. Tepung sari yang telah melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat. Adapun pembuahan terjadi di daerah ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan dan pembuahan yang terbaik berlangsung pada temperatur ± 21ºC.

4.    Buah
Untuk membuat buah tanpa biji dapat dilakukan dengan cara pemberian hormone bila tidak terjadi penyerbukan. Misalnya IAA (Indole-3-Asetic Acid) yang dapat merangsang terbentuknya buah tanpa biji (parthenocarpi).
Pada waktu masih muda buah berwarna hijau dan berbulu. Selanjutnya, bila sudah masak kulit buah menjadi mengilap dan berwarna merah atau kuning. Bentuk buah, antara lain bulat, bulat serta datar pada pangkal atau ujungnya, bulat panjang, bulat halus, bulat beralur, dan tidak teratur.

5.    Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan lebih 2mm – 4mm dan panjang 3mm - 5 mm. biji berbentuk sseperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gran mengandung 200 – 500 biji, tergantung varietasnya.

2.2.3   Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman tomat yang meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah diuraikan sebagai berikut(Pitoyo, 2005).
A.      Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi benih tomat. Beberapa faktor iklim tersebut adalah cahaya matahari, suhu udara, curah hujan dan angin. Keterkaitan masing-masing faktor tersebut terhadap kehidupan tanaman tomat diuraikan sebagai berikut (Pitoyo, 2005).
1.        Cahaya matahari. Sinar ultraviolet dari matahari berperan dalam proses fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, serta pembuahan. Tanaman tomat termasuk kelompok tanaman berhari netral yang memerlukan penyinaran matahari minimal selama delapan jam per hari. Di samping itu, tanaman ini akan timbul dengan baik di daerah yang memperoleh intensitas cahaya tinggi, baik di daerah subtropis maupun tropis.
2.        Suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative maupun generative. Suhu malam yang rendah dapat menimbulkan rangsangan pembentukan primordial bunga pada tanaman yang berasal dari daerah subtropics. Selama masa pertumbuhannya, tanaman tomat menghaendaki suhu udara siang hari 24ºC. Kisaran suhu udara yang ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah 24ºC - 28ºC.
3.        Curah hujan. Tanaman tomat pada fase vegetative memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada masa generative memerlukan curah hujan yang sedikit,curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar anyara 750 – 1250 mm per tahun.
4.        Angin. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan hasil yang baik jika ditanam di lahan terbuka pada musim yang tidak banyak hujan dan angin. Angin kencang cenderung merugikan tanaman dari beberapa segi, antara lain mempercepat proses penguapan air di lapisan tanah atas dan memacu evaporasi sehingga tanaman layu dan buah rontok.

B.  Tanah
Keadaan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat meliputi ketinggian tempat serta sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah(Pitoyo, 2005).
1.        Ketinggian tempat. Tanaman tomat daoat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah hingga tinggi sampai ketinggian 1.250 m dpl. Di Indonesia, tanaman tomat banyak dibudidayakan di daerah dengan ketinggian mulai 100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang dan malam hari.
2.        Sifat fisika tanah. Pada hakikatnya , tanamna tomat dapat ditanam pada segala jenos tanah, mulai tanah pasir hingga tanah lempung. Namun demikian, tanaman ini lebih sesuai hidup pada tanah yang gembur, berdrainase dan beraerasi baik, seta mengandung banyak humus. Sifat fisika tanah yang demikian antara lain terdapat pada tanah andosol, latosol, dan regosol.
3.        Sifat kimia tanah. Hampir setiap tanaman dan tumbuh dengan baik pada tanah yang bereaksi netral dengan kondisi pH antara 6,0-7,0. Beberapa literature menyebutkan bahwa pH tanah untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 5-6.
4.        Sifat biologi tanah. Kedaan biologis tanah maupun lingkungan daerah yang akan dipergunakan untuk pertanaman tomat berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih tomat. Populaasi serta frekuensi kehadiran serangga penyerbuk sangat membantu keberhasilan perbenihantomat.











BAB III

METODE PENELITIAN


3.1   Waktu dan Tempat

penelitian tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat dilaksanakan pada hari sabtu 20 April 2013 sampai 13 Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Asrama putri ma’had Sunan Ampel Al’aly UIN Maliki Malang, tepatnya di mabna Ummu Salamah.  Untuk intensitas cahaya rendah dilaksanakan di dalam kamar, untuk intensitas cahaya sedang dilaksanakan di depan mabna, dan untuk intensitas cahaya tinggi dilaksanakan di balkon lantai 4 yaitu tempat selalu terkena cahaya matahari.

3.2   Alat dan Bahan

3.2.1  Alat-alat

 Alat –alat yang digunakan pada niniriset ini adalah sebagi berikut:
1. plastic klip                                                   1 Buah
2. polybag                                                        3 Buah
3. mistar                                                           1 Buah
4. alat tulis dan kertas            

3.2.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada miniriset ini adalah sebagai berikut:
1. media tanam(pasir, tanah dan pupuk kompos)       
2. biji tomat
3. air

3.3  Langkah kerja

Langkah-langkah dalam melaksanakan miniriset ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Penyemaian
1.    Disiapkan media untuk persemaian yang terdiri dari pasir dan pupuk masing-masing ½ plastic klip (plastik 1 kg)
2.    Ditanam biji tomat sebanyak 8 biji
3.    Disiram dengan air ½ gelas air mineral
Catatan: persemaian dilakukan dengan intensitas cahaya rendah dengan diletakkan di baeah meja dalam ruangan karena pada proses perkecambahan tidak memerlukan banyak cahaya matahari
4.    Ditunggu selama 1 minggu
3.3.2  Pemindahan
1. Disiapkan media tanam yang terdiri dari pasir, tanah, dan pupuk masing-masing ¾ plastic klip dalam 3 polybag yang berbeda
2.  Dipilih 3 tanaman tomat yang sama tingginya
3.  Ditanam pada masing-masing polybag
4. Diletakkan polybag I ditempat yang intensitas cahayanya rendah (dibawah meja dalam ruangan), polybag II di depan mabna dengan beberapa jam naungan, polybag III dibalkon lantai 4 yaitu tempat yang selalu terkena cahaya matahari tanpa ada naungan
5.  Diberi masing-masing polybag perlakuan yang sama selama 15 hari
6. Diamati pertumbuhan tinggi, banyak daun, dan warna daun masing-masing tanaman setiap 3 hari sekali selama 15 hari
7. Dicatat dan dimasukkan pada tabel sebagai data pengamatan.





3.4 Kerangka konsep

kerangka penelitan pada peneltian ini adalah:
Tanaman tomat
Pertumbuhan




                                                         
Dipengaruhi oleh

Cahaya
Sedang
Tinggi
Rendah
Diamati
Tinggi tanaman
Warna daun
Banyak daun
 
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Data Hasil Pengamatan

4.1.1   Tinggi tanaman pada masing- masing polybag
Table 1: tinggi tanaman pada masing-masing tanaman
3 hari ke-
Polybag I (cm)
Polybag II (cm)
Polybag III (cm)
1
14
14
14
2
15,5
17
16
3
16
20
21.5
4
16
22,3
24
5
16
26,5
27,5
Rata-rata
15,5
19,96
20,6

4.1.2   Jumlah daun pada masing- masing tanaman  
Table 2: Jumlah daun pada masing-masing tanaman
3 hari ke-
Polybag I
Polybag II
Polybag III
1
10
13
12
2
12
19
17
3
10
26
22
4
10
32
30
5
9
37
43
Rata-rata
10,2
25,4
26,4






4.2    Gambar hasil penelitian
4.2.1        Gambar tanaman tomat dengan intensitas cahaya rendah (polybag I) di bawah meja dalam ruangan.





4.2.2        Gambar tanaman tomat dengan intensitas cahaya sedang  (polybag II) di depan mabna.
4.2.3        Gambar tanaman tomat dengan intensitas cahaya tinggi  (polybag III) di balkon lantai 4.





4.3    Pembahasan

Yuliarti (2010) menyatakan bahwa Sinar matahari memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain menyediakan sumber energi untuk fotosintesis. Ketiadaan sinar  akan mempengaruhi status fisiologi jaringan tanaman.
Hasil pengamatan yang disajikan pada table 1 dan 2 menyatakan bahwa tinggi rendahnya intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman tomat membutuhkan penyinaran matahari yang cukup panjang sebagaimana pendapat Cahyono (2008) bahwa Untuk mendapatkan hasil yang baik tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari sepanjang hari ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per hari). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat data hasil pengamatan, bahwa terdapat perbandingan kecepatan pertumbuhan pada masing-masing tanaman.
Table 1 menunjukkan perbandingan pertumbuhan tanaman tomat yaitu tinggi tanaman tomat dengan intensitas cahaya matahari yang berbeda yaitu polybag I dengan intensitas cahaya rendah dibawah meja dalam ruangan. Polybag II dengan intensitas cahaya sedang di depan mabna dan polybag III dengan intensitas cahaya tinggi di balkon lantai 4 mabna. Masing-masing rata-rata dari tinggi tanaman tomat adalah polybag I 15,5 cm, polybag II 19,96 cm, polybag III 20,6 cm.
 Tanaman tomat pada polybag I bertambah hari bertambah layu, batangnya menjadi kurus dan lentur meskipun dengan penyiraman yang sama dengan polybag II dan III. Dari perbandingan tinggi tanaman ini dapat diketahui bahwa intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat sebagaimana pernyataan Cahyono (2008) bahwa semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman.
Table 2 menunjukkan perbandingan jumlah daun pada masing-masing tanaman dengan intensitas cahaya sebagaimana table 1. Tanaman pada polybag I dengan intensitas cahaya rendah rata-rata jumlah daunnya 10,2. Pada polybag I (dengan intensitas cahaya rendah) jumlah daun berkurang karena daun memucat dan jatuh. Daun menjadi pucat karena pembentukan klorofil tidak berjalan dengan baik. Pada pembentukan klorofil  memerlukan bantuan cahaya matahari. Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahati untuk digunakan dalam proses fotosintesis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati),dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari.  
Pada polybag II rata-rata jumlah daunnya yaitu 25,4 dan 26,4 untuk rata-rata jumlah daun pada polybag III. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap proses pembentukan tanaman tomat sebagaimana pernyataan Cahyono (2008) bahwa cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fisiologis tanaman untuk membentuk bagian vegetaif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generative (bunga, buah dan biji).
Hasil penelitian pada table 1 dan 2 menunjukkan bahwa intensitas cahaya matahari tinggi adalah intensitas cahaya matahari yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman tomat, meskipun sedikit sekali perbedaannya dengan hasil pada tanaman dengan intensitas cahaya sedang. Bila ditinjau dari syarat tumbuh tanaman tomat,  salah satu syaratnya adalah sinar matahari dengan intensitas tinggi. Pitoyo (2005) menyatakan bahwa tanaman tomat termasuk kelompok tanaman berhari netral yang memerlukan penyinaran matahari minimal selama delapan jam per hari. Di samping itu, tanaman ini akan timbul dengan baik di daerah yang memperoleh intensitas cahaya tinggi, baik di daerah subtropis maupun tropis.
Perawatan atau perlakuan pada ketiga tanaman tomat ini di buat sama yaitu penyiraman yang dilakukan setiap pagi hari dengan ukuran yang sama yaitu 1 gelas air (gelas air mineral). Dengan periode penyiraman yang sama antara polybag I, II, III, sesungguhnya polybag III lebih membutuhkan air yang lebih banyak dibandingkan polybag I dan II. Hal ini dibuktikan pada pengamatan pada polybag III media tanam lebih cepat kering karena lebih lama mendapatkan sinar matahari yang akhirnya membuat tanaman menjadi cepat layu. Hal ini menunjukkan bahwa lama penyinaran juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagaimana pernyataan AAK (1983) bahwa lingkaran perkembangan tanaman sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya penyinaran, Pengaruh lamanya sinar matahari terhadap tanaman disebut Foto-periodisme.
















BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
1.      Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Tanpa cahaya matahari tanaman tomat tidak bisa tumbuh.
2.      Intensitas cahaya matahari yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah intensitas cahaya matahari tinggi. Pada penelitian ini yaitu tanaman yang terletak di balkon lantai 4 dengan cahaya matahari penuh.

5.2  Saran
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan alat-alat yang mendukung sehingga akan mendapat hasil yang lebih valid. Selain itu sebaiknya diadakan ulangan untuk mendapat hasil yang lebih valid.













DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1983). Anthurium. yogyakarta : kanisius.

Cahyono, B. (2008). TOMAT, Usaha Tani Dan Penangana Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.
Indradewa, D., Kastono, D., & Soraya, Y. (2005). Kemungkinan Peningkatan Hasil Jagung Dengan Pemendekan Batang. Ilmu Pertanian , 12 (2), 117 - 124.
nurheti, y. (2010). kultur jaringan skala rumah tangga. yogyakarta: ANDI.
Purnomo, D. (2005). Tanggapan Varietas Tanaman Jagung Terhadap Irradiasi Rendah. Agrosains , 7 (1), 86-93.
Pitoyo, Ir Setijo .(2005). Penangkaran Benih Tomat. Yogyakarta: Kaniaius.
Pracaya, I. (1994). Bertanam Tomat. Yogyakarta: Kanisius.

 



Lampiran

1.       Gambar hasil penelitian
1.1   Gambar tanaman dengan intensitas cahaya matahari rendah (dibawah meja dalam ruangan)


1.2   Gambar tanaman dengan intensitas cahaya matahari sedang (di depan mabna)



1.3   Gambar tanaman dengan intensitas cahaya matahari tinggi (di balkon lantai 4)